Dalam deretan hidup manusia
Ada duri menancap di jiwanya
Duri melepuh bagai irisan noda
Tidak berbentuk nanah
Dalam pemujaan bentuk manusia
Rindangnya kebahagiaan tak kekal
Begitupula uang sudah menjamur
Biang sekali si budak tak memahat janji
Itu barangkali ada
Barangkali pula hanya seutas tali rapia
Menyelip di dahan
Melilit ditenggorokan pepohonan
Sejak awal ku utarakan prasangka
Tentang duri yang tak bernanah itu
Namun mengaku saja
Kau campakan makna hidup pada benda
Seketika kau terjatuh
Ke lobang nista
Kemana kau manaruh sukarnya duri itu
Duri yang kau maksud adalah bahagia
Lantas kenapa eranganmu begitu terasa
Hingga alampun tak sanggup mendengarnya
Di ujung khatulistiwa hari
Duri itu masih meratapi nasibnya
Membelah lintasan cakrawala
Sementara angin mengadu nasib dengan
Teka-teki kehidupan sejati
Sajak ini ku persembahkan untukmu dinda
Disana
Jagalah hati dan ragamu
Walau kita tak bersatu lagi
Komentar
Posting Komentar