Langsung ke konten utama

Berhenti

Sebagai Umat yang baik, seyogyanya saia harus mengontrol segala kehidupan di depan mata agar lebih baik lagi, menata untuk negara (ko' negara), menjemu dalam diam, sepertinya kurang etis deh... bagaimana bisa menemukan sekon yang akurat kalau memang umatnya terlantar, politik semakin di gencar-gencarkan. mungkin ini merupakan ruang di segala keterbatasan kemampuan manusia, ahh keterbatasan itu dikatakan kalau sudah usaha maksimal, namun buktinya tidak ada.. Benar ga sih
saia ini memproklamirkan ketidak-nyambungan saia dalam menulis, ahh intinya asalkan nulis, No,no.. tapi jangan asal corek doang, bisa-bisa seenaknya ngelepas norma yang sudah tertera oleh udang-udang(Ups Undang-undang maksudnya).hee ah yang penting... Heummm... entahlah.. terkadang saia mendapatkan inspirasi dari seseorang terpenting dalam hidup saia, alangkah terhimpitnya saia ini. jangan sampai perkataan Give up terlontar sebegitu derasnya. Mudah-mudahan Tidak demikian.

Pernyataan ini sering sekali saia temukan dari manusia sok suci yang di temui(Namun tidak secara Universal), Because, kesuksesan seseorang itu tidak jauh dari dorongan siapa yang ada di sisinya.  benar kagak sih pernyataan ini'''

Oke lah kalau begitu: Kapan kah saia mendapatkan inspirasi yang datang dari orang yang berharga yang dikatakan di sisi tadi, datang kemudian berhenti sejenak. bersedih, gelisah dan terus memejamkan asa agar selalu menemukan esensi hidup yang sebenarnya, sesuai kemampuan yang ada dalam hidup dan mati saia.

Mana ada seseorang sukses sendiri, pasti dibalik kesuksesan kita, ada manusia-manusia yang mendoakan dan memotivasi kehidupan kita ke depan. Dan tentunya akan mencerahkan hati kita. mulai detik ini saia akan berhenti berpikir yang tidak-tidak.

Sebait Lagu Lirik kAsturI menutup tulisan sederhana ini:

Karena Cinta kau anggap semua segalanya.
Album: Remaja Islam.

Banjarmasin, 1 Juli 2012 M

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OPTIMIS = OP + 3B

Muqodimmah dulu yah  Biasakan baca : agar ilmunya yang kita pelajari bermanfaat Sebagai penganut Agama Islam , Allah dan Rasul-Nya menyuruh agar kita memiliki sifat optimis . Optimis termasuk akhlak terpuji Orang yang memiliki sifat optimis selalu bersemangat dalam hidupnya. Ia juga rajin belajar dan bekerja untuk meraih sukses dalam mencapai cita-cita. Ada tiga macam sifat optimis ,yaitu: Optimis dalam belajar Optimis dalam bekerja Optimis dalam beribadah      1. Optimis dalam belajar      Apabila kita seorang pelajar, maka kita harus selalu optimis dalam belajar. Rajin dan bersungguh-sungguh dalam belajar dan berdoa,maka hasil ulangannya akan baik. 2. 0ptimis dalam bekerja      Dalam surat Ar-Ra'd ayat 11 disebutkan:  "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu mengubah nasibnya sendiri" Berdasarkan ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa kita harus bekerja dengan ...

Secangkir Kopi

Alhamdulillah~ Saya baru nyadar bahwa saya ini memiliki Akun Blog yang harus saya oftimalkan, sudah lama saya tak mengubris nasehat seorang sahabat tentang semua kinerja dalam Postingan di blog ini yang banyak hal yang bermanfaat. Sahabat (kata yang selalu membuat saya sejuk saat mengutarakannya) terlihat saya terlalu terbelit dengan obsesi, obsesi hidup (bukan Obsesif kompulsif), kurang terlalu memperhatikan diri sendiri, karena memang saya terlalu disibukan dengan penyakit hati yang selalu menjangkiti. datang saat kekesalan tak terbendung.. Mungkin seperti ini jadinya: ahh saya perlu banyak bersahabat dengan siapa saja terutama dengan Kebaikan. ~~ Langsung pada Tahapa awal: saya perlu bermunajat dulu, sebelum saya mengikhlaskan segala apa - apa yang terjadi pada saya. :D Mengapa saya beri Judul secangkir Kopi? karena memang saya saat ini sedang ditemani oleh secangkir Kopi, yang mana tak ada siapapun yang berbicara dengan saya, hanya suara sms dan isyarat hati saja.^^ Enta...

Mengumandangkan satu ilustrasiku (Tentang Hidup)

Berat Memang untuk menjalankan sebuah Visi or amanah hidup sebagai manusia, sempat saya terpikir jika kehidupan ini tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka bergunung-gunung alasan menimpali kepala saya.. Bahkan ada satu pertanyaan yang secara tiba-tiba mengaruk-garuk otak saya, katanya " ngapain loe hidup kalau kagak loe manfatin sebaik-baiknya,?   Apa sih manfaat dari semua tugas ini; saya sedikit demi sedikit mulai mengarungi dunia bawah sadar saya, dengan mengeja setiap kejernihan waktu. Mana saja yang mesti saya pertimbangkan untuk memecahkan setiap pertanyaan yang ringan di depan mata, berhenti lalu berlari dalam setiap alunan hari. Sahabat terkadang mengingatkan saya tentang kehidupan; sebagaimana dia buktikan dengan sifat dan perangai dia, ah sungguh dalam memang makna dari sebuah kehidupan. acapkali kalau seandainya hidup ini tak ada; mungkin penghuninya pun lebih tak di perlukan. bukan begitu? mengeja hari dan umur membutuhkan kontemplasi mendalam, resapi...